![]() |
Dr. Timbul Raharjo, M. Hum beserta peserta BBM 2017 |
.
Program yang memberikan pembelajaran kepada pada siswa peserta belajar bersama maestro ini berasal dari sembilan propinsi di Indonesia.
“Meraka telah menangkap esensi dari belajar itu, dalam melihat, semeniru, dan menciptakan sebagai contoh dalam berkreativitas dan bertindak, “ beber Timbul Raharjo dalam siaran pers yang diterima info-jogja.com, Rabu (26/7/2017) .
Maestro memiliki “kesuksesan” dalam melakukan hidup dan beraktivitas keseharian dapat dijadikan roll model yang sekiranya dapat diterapkan dalam bekal hidup mereka.
“Bukan persoalan subtansi hasil secara fisik namun roh atau inti dalam mempelajari karakter maestro itu, kecerdasan emosi dalam humanitik, kerjasama, toleransi, disiplin, dan lainnya adalah bekal untuk menjadi entrepreneur dan akan membawa anak didik menjadi orang yang kreatif dan mamapu hidup mandiri, dan berkarakter bangsa Indonesia, “ lanjutnya.
Keceriaan anak-anak perserta terpancar pada mimik yang polos dalam proses mencari jati diri mereka dalam kehidupan. Ibarat kertas mereka relative putih belum banyak coretan dan dapat menangkap coretan atau goresan baru yang positif.
“ Saya sebagai maestro sangat bangga dengan para peserta, mereka penuh semangat mengikuti program-program yang telah direncanakan sebelumnya. Selalu saya tanamkan bagaimana cara hidup untuk meraih kesuksesan, termasuk penguasaan ilmu pengetahuan, penguasaan social, dan penguasaan ekonomi secara konsistensi digali untuk meraih kesuksesan itu. Juga bagaimana memainkan diri kita (how to play) sebagai orang yang mudah bergaul dan dapat diterima disemua interaksi social dalam individu dan komonitas yang berbeda dan beragam, “ ungkap dia.
Proses penyerapan dengan memperhatikan dari cara-cara kerja mulai dari proses kreasi, produksi, dan distribusi. Mereka mengikuti dan mempelajari bagaimana melakukan kreasi untuk menciptakan karya seni yang dapat memberikan daya kejut baik dari fungsi karya fine art maupun karya applied art, ini memerlukan kreativitas tersendiri untuk memilah kerja kreatif dalam perencanaan yang kemudian dapat melihat proses perwujudan karya dalam sebuah system kerja kolektif, juga bagaimana cara-cara melalukan apresiasi pada masyarakat.
“Mereka saya libatkan dalam proses kerja pameran dari mendisplay sampai handling kolektor pada pameran maetro bertajuk Me, Myself & I yakni program pameran Timbul Raharjo secara periodik diselanggarakan setiap tahun,” jelasnya.
Tidak hanya itu , mereka juga mengenal bagaimana masyarakat Kasongan dengan karya tradisi membuat gerabah yang dapat memberikan pengalaman artistik tersendiri dalam mempelajari maestro yang hidup dalam latar belakang seni gerabah Kasongan, bahkan mereka juga diberikan pelajaran membuat anyaman kreneng atau anyaman keranjang bamboo yang juga merupakan ketrampilan maestro dimasa kecil.
“ Sungguh suatu kebanggaan bagi saya dapat mengajar mereka dalam situasi yang dinamis tercampur dengan kesibukan saya mengajar,” kata pembantu Dekan III di FSR ISI Yogyakarta ini.
Dirinya berharap kepada seluruh peserta agar dapat menangkap esensi yang diajarkan sebagai bekal dalam hidup dan memberikan sesuatu yang berkarakter bangsa Indonesia. “ Hari ini diadakan pameran hasil interaksi siswa sebagai wujud representasi ketrampilan berolah seni bersama maestro. Semoga BBM 2017 ini memberi manfaat bagi para siswa peserta dan kita semua,” pintanya.
Penulis : Eko Purwono