![]() |
Ilustrasi siswa siswi |
“Kegiatan PMR disekolah sebaiknya lebih ditekankan kepada pengenalan materi kesehatan , pengenalan prosedur pertolongan pertama secara benar, pengenalan obat dan penanganan medis dasar. Tidak boleh ada bentuk-bentuk kekerasan fisik dalam penerapannya, kalau sebatas pengenenalan baris –berbaris (PBB) masih diperbolehkan Pembina PMR yang bersertifikat sangat berperan dalam hal ini , ” tegas Untung.
Diakuinya saat ini baru beberapa sekolah yang mengajukan surat resmi permohonan pembinaan kepada PMI Kabupaten Sleman. Kebanyakan sekolah tersebut telah memakai pembina PMR pada unit-unit yang berdiri seperti unit korps sukarela PMI (KSR PMI) UNY yang bernaung dinawah PMI Sleman dan unit lainya sesuai lokasi sekolahan.“ Kedepan akan kita jalin kerjasama dengan Dinas Pendidikan sehingga kegiatan PMR ini biar bersinergi dan benar-benar sesuai sasaran dengan legalitas yang kuat, “ harapnya.
Senada juga diungkapkan Kepala Seksi Kurikulum dan Kesiswaan SMA/SMK Dinas Pendidikan Kabupaten Sleman, Drs Sudiro , dikatakanya kegiatan ekstrakulikuler hendaknya menjadi media pendidikan, kemandirian dan peningkatan kemandirian siswa.
"Kegiatan ekstrakulikuler seperti PMR , Pramuka ataupun kegiatan tambahan lainnya jangan sampai membebani para peserta didik, kegiatan tambahan ini seharusnya menjadi media mendidik kedisiplinan dan kemandirian siswajangan sampai ada hal-hal yang membuat siswa ketakutan,"paparnya saat berbincang di kantornya , Selasa (19/1/2016).
Lanjutnya peran guru penanggung jawab atau bagian kesiswaan kegiatan ekstra ini sangat diperlukan untuk mengontrol segala kegiatan tambahan ini sehingga tidak ditemukan penyimpangan dalam pelaksanaannya.
Penulis : Eko Purwono